top of page

Cuitanku: Gerakan HMI Di Era Digital

  • Jabal Nur (Sekum HMI Komisariat FTI)
  • Mar 23, 2017
  • 3 min read


HMI (himpunan mahasiswa islam) adalah organisasi mahasiswa berbasis kader dan berasakan islam, terbentuk pada tahun 1947 oleh lafran pane dkk.

Hmi adalah organisasi perkaderan dan 70 tahun telah berkontribusi untuk Indonesia. gerakan gerakan yang rutin yang dilakukan adalah menciptakan kader-kader yang itelektual. Perlu kader sadari, seiring perkembangan zaman hmi semakin tua, semakin rentah. oleh karna itu sebagai jiwa muda harus mempertimbangkan tiga aspek. semua kader hmi harus memahaminya yaitu iman,ilmu dan amal yang dapat dipelajari melaui pendalaman NDP (nilai dasar perjuangan) karya caknur dan kawan kawan.


Sedikit cerita masa lalu saya..

Singkatnya pada tahun 2014 saya bergabung di hmi, saya kurang tau apa itu hmi, kenpa saya bisa berkader dihmi, Apa mamfaatnya, Apa bedanya hmi dengan yang lain, Kenapa banyak para sengkuni yang menceritakan sesuatu yang kurang enak tentang hmi, Kalau saya masuk hmi apa yang tantangan saya dan apa kotribusi saya untuk hmi.

Ketika saya mulai berproses di hmi, saya menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Pertama, saya kurang tau apa itu hmi? “hmi adalah organisasi islam yang mengajarkan saya tentang proses”

Kedua, kenpa saya bisa berkader dihmi? “karena saya mebutuhkan wadah mengekperesiakan isi kepala saya”

Ketiga, Apa mamfaatnya ? ” sangat banyak saya pekecil cuman 2 [relasi][ilmu]”

Keempat, Apa bedanya hmi dengan yang lain? “ sangat berbeda karena hmi orginasisasi yang terbuka dan tidak mempetak-petakan”

Kelima, Kenapa banyak para ” sengkuni” yang menceritakan sesuatu kurang enak tentang hmi? “karena dia tidak tahu internal hmi seperti apa sehingga dia menilai hmi sesuai logikanya saja, tujuannya sudah jelas, untuk mencegah saya masuk hmi dan mearik saya masuk di organisasinya”

terakhir, Kalau saya masuk hmi apa yang tantangan saya dan apa kontribusi saya untuk hmi? “ini yang sekarang menjadi PR sebagai kader hmi, sebagai anak informatika seharusnya saya dapat mejadi seorang yang melek teknologi, dan merancang hmi di komisariat untuk tidak takut dengan tantangan zaman”


Dewasa ini banyak hal mustahil menjadi tidak mustahil, contoh kecilnya informasi dari mana pun kita dapat membacanya melalui benda kecil yang dapat dimasukan ke saku yaitu “om smartphone”, di dalam isi kepala “om smartphone” ini banyak informasi-informasi seharusnya menjadikan kita lebih pintar tapi justru terkadang kita lupa untuk belajar dan mengandalkannya. sebenarnya ini tidak salah, tapi kurang apik dikarenakan rutinitas coppy,paste bin save yang sering dilakukan. dengan rutinitas itu kita luput membaca dan mendalaminya. Ini juga menjadi tantangan kita sebagai kader hmi yang seharusnya tidak seperti itu dan dapat berkontribusi banyak di era didital ini. Menurut hemat penulis, Era adalah penujuk waktu dimana orang bisa mengetahui dunia ini. Kata “digital” berasal dari kata digitus, dalam bahasa yunani yang berarti arti jari- jemari, apabila jari-jemari dihitung maka berjumlah (10). Nilai sepulu tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0. (pak de Wikipedia.com)


Kebanyakan kader hmi saat ini hanya ingin berlomba lomba dalam hal pangkat dan jabatan saja namun lupa akan inovasi dalam bentuk solusi untuk menjawab tantangan zaman. Toh buat apa untungnya menjadi kader yang mengikuti lk2, sc,bahkan lk3 kalau tidak mencerminkan layaknya kader yang sesunggunya. padahal, dalam tujuan hmi sudah terpampang jelas dalam konsitusi pada pasal 4 yang kurang lebih redaksinya seperti ini: “terbinananya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masrakat adil dan makmur yangdirodhoi Allah subhanahuwata’ala” . sungguh mulia bukan?


Sedikit tentang digital..

Sejak dahulu, manusia sudah mulai menggunakan teknologi analog, salah satunya jam tangan yang sampai saat ini masih dipercaya menggandeng tangan-tangan manusia. namun sejak tahun 1980, perubahan dari teknologi analog ke teknologi digitalpun terjadi. digital bagi saya sangat simpel sebenarnya, yaitu terjadinya kombiansi 1 dan 0 yang menghasilkan sesuatu yang bisa menghemat tenaga manusia. Saat ini apapun serba online, mulai dari komuniksi para birokrat hingga urusan belanja para ibu-ibu shopaholic. Yang ingin saya tekankan disini adalah, HMI tidak boleh kalah dengan ibu-ibu yang weser kiri belok kanan itu. HMI harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk menciptakan terobosan-terobosan baru. Bahkan kalau bisa ikut menciptakan teknologi juga. Bukankah dari dulu HMI selalu berada digarda terdepan dalam setiap zamannya?.


Terakhir, izinkan saya berciut sedikit. “Jika suaramu enggan didengarkan, maka menulislah. di facebook,twiter,path,ig dan lain sebagainya. Pada dasarnya, kader hmi harus megerti teknologi bukan GAPTEK(GelAP TEKnologi)karEna saat ini tidak bisa telepas dari teknologi dimana pun kita berada”.


Tentang Penulis :

Jabal Nur ( Sigagak Hitam) adalah Mahasiswa Teknik Informatika FTI Unissula. Dia aktif di organisasi HMI dan KSR PMI Unissula.

Facebook : @jabal.jhee96

Instagram : @sigagakhitam1996


Comments


RECENT POSTS

FEATURED POSTS

FOLLOW US

  • Grey Facebook Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey Instagram Icon
  • Grey Google+ Icon

ABOUT

BULETIN INSANCITA MEDIA

Buletin Insancita Media merupakan publikasi HMI Komisariat FTI yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan)

SOCIALS 

SUBSCRIBE 

Silahkan masukkan alamat email dibawah, untuk mendapatkan berbagai informasi, dan berinteraksi langsung dengan HMI Komisariat FTI. 

© 2017 BULETIN INSANCITA MEDIA. HMI Komisariat FTI SA

bottom of page