Kenapa Harus berHMI? Sebuah Pencarian Identitas
- Sofian Anwar
- Apr 14, 2017
- 3 min read

Memasuki Perguruan tinggi dalam hal ini adalah dunia kampus tentulah berbeda dengan dunia pembelajaran yang ditempuh ketika masih duduk dibangku sekolah menengah. Berlabelkan Mahasiswa tentulah tak segampang dengan menyandang status Siswa. Tuntutan bernalar kritis sebagai agen perubahan menjadi unsur perbedaan yang mencolok antara Mahasiswa dan Siswa. Upaya kemandirian dalam menuntut ilmu pengetahuan harus selalu digalakkan dalam pencarian identitas sebagai Mahasiswa, sebab berbeda ketika menyandang identitas siswa yang hanya disuap oleh para pengajar dalam hal ini adalah guru. Pencarian identitas pun terus saya lakukan, mulai dari menelusuri tiap sudut dunia kampus sampai harus masuk gorong-gorong terpencil dunia itu. Menemui berbagai wajah Mahasiswa dari yang apatis sampai idealis, dari yang hedonis hingga aktivis. Hingga pada titik kejenuhan, saya menemui satu hal berbeda dari semua itu yakni Himpunan Mahasiswa Islam, yang memberi jawaban dalam pencarian identitas saya.
Ini beberapa alasan sekaligus menjadi spirit bagi saya untuk berproses dalam Himpunan Mahasiswa Islam.
Cinta Tanah Air, Ir. Soekarno pernah mengatakan sebuah kalimat sakti dalam pidatonya pada HUT RI tanggal 17 Agustus 1966, “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Kalimat ini bukan sekedar ungkapan angin lalu. Sebab Sejarah memiliki peranan penting dalam menghadapi berbagai persoalan Bangsa ini, karena pada dasarnya peristiwa masa lampau linear dengan kehidupan saat ini dan yang akan datang. Sehingga meningkatkan kewaspadaan dalam mengambil keputusan pada saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai dimasa lalu. Dengan memahami sejarah perjuangan bangsa, dapat meningkatkan Spirit Cinta Tanah Air dan tidak menjadi seorang yang apatis terhadap kondisi Bangsa. Minimnya pengetahuan sejarah perjuangan beridirinya bangsa ini berdampak berkurangnya rasa kepedulian terhadap bangsanya sendiri dan cenderung memikirkan nasib dirinya sendiri.
Sebagai salah satu organisasi tertua di Indonesia, yang lahir dua tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan (1947), HMI tentu paham betul akan kondisi bangsa ini dari setiap fase perkembangannya. Sehingga HMI cukup paham dengan faktor-faktor yang menjadi ancaman baik itu secara Eksternal maupun Internal yang dihadapi bangsa ini.
Peran HMI sebagai organisasi perjuangan yang sanggup tampil dalam barisan terdepan untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia telah dibuktikan sejak awal berdirinya Lembaga ini, dimana HMI ikut terjun langsung dalam medan pertempuran untuk mengusir penjajah dan ikut andil dalam penumpasan pemberontak dalam negeri tahun 1948. Meski berdampak adanya upaya-upaya untuk membubarkan Organisasi HMI oleh para pemberontak Bangsa. Dan HMI akan selalu menjadi garda terdepan untuk memecah penindasan dan ketimpangan yang ada pada negeri ini, sampai pada “Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur”. Ini baru Keren.
Menjalankan Fitrah Kemanusiaan (Khalifah fil ard), Dasar motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Keyakinan ajaran Islam tentang tujuan penciptaan manusia yaitu untuk menjadi Khalifah dimuka Bumi dan memakmurkannya. Berangkat dari itu, HMI mengupayakan lahirnya Kader-kader Intelektual yang memiliki keseimbangan hidup terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, beriman dan berilmu pengetahuan, individu dan masyarakat. Karena pada hakekatnya HMI adalah sebuah organisasi kualitatif yang mendorong anggota-angotanya untuk berpengetahuan luas, Inovatif , Kreaktif, berfikir rasional, Obyetif dan Kritis. Gokil Bro...
SIAP Jadi Pemimpin HEBAT,“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya.” Menjadi seorang pemimpin tentu tidak hanya sekedar memiliki program kerja dan menjalankannya. Pemimpin harus memiliki kemampuan mengendalikan diri sendiri dan memahami karakter dari setiap anggota-anggotanya serta mampu menyatukannya dalam satu visi. Uniknya adalah di HMI saya harus berbaur menyesuaikan diri dengan teman-teman yang memiliki karakter berbeda-beda, kecenderungan (bakat) berbeda-beda. Agak berat memang, tetapi positifnya adalah menuntut kita untuk menurunkan egoisme diri. Paslah untuk menggodok sifat sehingga bisa menjadi orang “hebat” seperti yang disabdakan Rasulullah SAW “Orang yang hebat itu bukannlah orang yang paling cepat serangannya, Melainkan orang yang hebat itu adalah orang yang mampu mengalahkan nafsuhnya ketika sedang marah”. Tapi jangan disalah artikan bahwa teman-teman HMI banyak yang bikin kesal. Tidak seperti itu, ibarat sebuah keluarga besar, dengan 9 orang bersaudara, meski beda karakter, tetapi tetapi kompak dan solid. karena Di HMI Kami Berteman Lebih Dari Saudara.
Penulis adalah Mahasiswa Teknik Informatika Unissula dan aktif sebagai Kader Himpunan Mahasiswa Islam Komisarat Teknologi Industri SA.
Fb : Sofian Anwar (https://www.facebook.com/feri.sikateda.1?fref=ts)
Ig : @anwarsofian
Comments